Tidak ada trader yang memasuki bursa keuangan untuk menyaksikan modal mereka hilang. Kenyataan pahitnya, kerugian adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan trading. Untuk meminimalkan kerugian dan meningkatkan keuntungan, diperlukan strategi manajemen risiko yang solid. Tanpanya, potensi kesalahan yang merugikan akan membayangi modal Anda. Jadi, apa itu manajemen risiko?

Dalam panduan ini, kami akan menjawab pertanyaan ini dan menunjukkan cara membuat rencana manajemen risiko yang solid, serta memperkenalkan berbagai alat manajemen risiko yang digunakan trader profesional. Mari kita mulai!

Apa Itu Manajemen Risiko?

Manajemen risiko dalam trading mengacu pada pengidentifikasian, evaluasi, dan mitigasi risiko potensi kerugianuntuk melindungi investasi dan membuka jalan menuju pertumbuhan jangka panjang. Hal ini memastikan dampak negatif dari trading dapat dikelola dan rasio risiko/keuntungan dapat dijaga.

Berikut beberapa hal yang harus Anda lakukan untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan hasil trading:

  • Identifikasi potensi risiko.
  • Buat rencana manajemen risiko yang terperinci. Artinya menerapkan serangkaian aturan dan langkah untuk memitigasi risiko secara efektif agar tetap mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang.
  • Tetap pada rencana.

Rencana manajemen risiko didasarkan pada toleransi risiko dan target investasi Anda. Rencana ini menetapkan pedoman yang jelas tentang persentase total modal dalam risiko dalam satu kali trading serta menetapkan rasio risiko-keuntungan. Rasio risiko-keuntungan adalah metrik penting yang dapat memastikan potensi keuntungan melebihi potensi kerugian. Rencana yang dirancang dengan baik dapat memberikan keuntungan yang signifikan kepada trader. 

Seperti kata pepatah, “Anda harus merencanakan trading dan menjalankan rencana itu”. Hal ini termasuk memiliki strategi manajemen risiko yang dipikirkan secara matang dan menjalankannya secara konsisten. 

Strategi ini harus dapat menentukan titik masuk dan keluar serta besarnya posisi untuk membantu Anda melakukan trading sesuai rencana serta menjaga emosi.

Alat dan Teknik Manajemen Risiko

Setelah membahas pertanyaan “Apa itu manajemen risiko,” sekarang saatnya membahas alat dan teknik manajemen risiko terbaik yang dapat membantu Anda mencapai keberhasilan.

Aturan 1%

Aturan 1% dalam manajemen risiko menyarankan agar Anda tidak mengambil risiko lebih dari 1% dari total modal trading Anda dalam satu kali trading. Artinya, jika Anda memiliki total modal trading sebesar $10.000, sebaiknya Anda tidak mengambil risiko lebih dari $100 dalam satu kali trading. 

Mulai dengan menghitung jumlah total uang yang ingin Anda investasikan di pasar. Kemudian hitung 1% dari jumlah tersebut. Gunakan jumlah risiko 1% tersebut untuk menentukan seberapa banyak aset yang sanggup Anda gunakan trading sambil tetap berada dalam batas risiko.

Tentu saja jumlah investasi dapat beragam tergantung pada strategi trading yang Anda pilih. Meski beberapa trader lebih memilih meningkatkan angkanya menjadi 2%, pendekatan 1% dianggap lebih konservatif. Terlepas dari mana pun yang Anda pilih, 1 atau 2 persen, ada perbedaan mencolok antara 1% dan 10%. Dengan mengambil risiko kecil, Anda menghindari faktor yang dapat merusak keuntungan jangka panjang Anda, dan Anda tidak menempatkan sebagian besar modal Anda dalam risiko.

Rasio Risiko-Keuntungan

Rasio risiko-keuntungan adalah metrik yang penting dalam manajemen risiko yang mengukur potensi keuntungan versus potensi kerugian dalam trading tertentu. Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah uang yang sanggup Anda tempatkan dalam risiko (potensi kerugian) dan potensi keuntungan yang ingin Anda dapatkan dari trading. 

Setiap trader harus memutuskan rasio risiko-keuntungan yang masuk akal dan tak akan mereka lampaui. Misalnya, rasio risiko-keuntungan 1:2 artinya untuk setiap unit risiko, Anda mengharapkan 2 unit potensi keuntungan.

Rasio risiko/keuntungan ideal yang disasar sebagian besar trader adalah 1:2 atau bahkan 1:3. Misalnya, Anda ingin membeli saham perusahaan yang diperdagangkan pada $50 per saham. Tingkat stop-loss $48 per saham. Risiko Anda adalah $2 per saham. Ketika Anda menargetkan keuntungan dua kali jumlah risiko, keuntungan Anda adalah $4 per saham. Dengan begitu, Anda akan tetap dalam rasio risiko-keuntungan 1:2.

Perintah Stop-Loss dan Take-Profit

Perintah stop-loss dan take-profit adalah alat manajemen risiko yang penting karena dapat membantu mengelola risiko dan menjalankan trading pada tingkat harga yang diinginkan. 

Perintah TP (Take-Profit) dan SL (Stop-Loss) ada di menu sebelah kanan.

Dengan menggunakan perintah stop-loss, Anda dapat menentukan risiko maksimum yang sanggup Anda tanggung dan menutup posisi saat mencapai harga yang telah ditetapkan. Perintah stop-loss secara otomatis menutup posisi saat harganya turun ke tingkat yang telah ditetapkan, sehingga membatasi potensi kerugian. Perintah ini bertindak sebagai jaring pengaman, yang mengendalikan emosi dan membantu trader melindungi modal dengan menetapkan titik berhentinya trading yang tidak menguntungkan.

Perintah take-profit membantu kita keluar dari trading saat keuntungan sudah didapat dan menghindari risiko potensi pasar turun. Saat tingkat take-profit sekuritas telah tercapai, trading otomatis akan ditutup. Jika tingkat take-profit tidak tercapai, trading akan tetap terbuka hingga tingkat tercapai, atau hingga trader menutupnya secara manual, kecuali tingkat stop-loss tercapai terlebih dahulu.

Anda dapat menggunakan alat analisis teknis seperti Support dan ResistanceMoving Average, atau Fibonacci Retracement untuk menentukan penempatan stop-loss dan take-profit.

Jika ingin mempelajari lebih lanjut tentang fitur stop-loss dan take-profit, dan mencari tahu cara menyiapkannya di ruang trading, lihat artikel Tingkatkan Trading dengan Stop-Loss dan Take-Profit.

Hedging

Hedging adalah pendekatan manajemen risiko populer yang dilakukan dengan cara membuat investasi kedua untuk mengimbangi potensi kerugian dari investasi pertama. Dalam trading CFD, hal ini berarti membuka posisi long dan short pada aset yang sama. Tujuannya adalah agar keuntungan dari satu posisi dapat mengimbangi setidaknya sebagian dari kerugian yang lain.

Misalnya, jika trader membuka posisi “Beli” pada Valas, mereka bisa melakukan hedging risiko dengan membuka trading lain dengan jumlah investasi yang sama pada arah yang berlawanan dengan mengeklik “Jual”. Dengan begitu, keuntungan dari salah satu trading setidaknya akan menutupi sebagian kerugian dari trading yang lain. Penting untuk memahami bahwa hedging dapat menurunkan keuntungan keseluruhan dari trading, dan karenanya trader yang menggunakan pendekatan ini harus berhati-hati dan berpegang pada rencana trading.

Kesimpulan

Rencana manajemen risiko yang dibuat dengan baik, ditambah alat strategis, adalah kunci menuju keberhasilan yang berkelanjutan. Jadi, baik Anda baru memulai atau berusaha memperbaiki strategi, Anda dapat mengelola potensi risiko dengan menjalankan praktik ini. Namun, ingat bahwa tidak ada alat manajemen risiko yang dapat menjamin perlindungan penuh terhadap fluktuasi harga dan potensi kerugian.

Ingat, penyesuaian adalah kuncinya. Trader sering kali menyesuaikan teknik manajemen risiko agar sesuai dengan strategi trading mereka, kondisi pasar saat ini, dan tingkat toleransi risiko.

Trading sekarang